Tuhan menciptakan seluruh alam semesta untuk kehidupan manusia, Tuhan
pun menciptakan seluruh sistem yang ada dalam tubuh manusia untuk menjaga
kelangsungan hidup manusia, semuanya dalam kondisi seimbang. Seluruh bintang
dan planet yang menyertainya, semuanya bersinergi dalam sistem kerja yang
seimbang. Demikian juga dalam diri manusia, Tuhan menciptakan sistem kerja
tubuh selalu dalam kondisi seimbang. Bila kondisi fisik kita tidak seimbang
pasti fisik kita pun akan terganggu dan
merasakan sakit seperti panas, sakit kepala, diare dll, demikian juga
bila kondisi emosi atau spiritual kita tidak seimbang dipastikan rasa kedamaian
yang seharusnya kita miliki akan terganggu, seperti gundah, cemas dll.
Itulah yang dialami oleh temen saya sebut saja namanya Rado
(bukan nama aslinya). Rado adalah seorang suami berumur 36 tahun dan ayah dari
3 anak yang masih kecil. Anak pertama usianya 9 tahun dan anak paling kecil
usia 4 tahun. Rado juga sosok manusia pekerja keras, hal ini terbukti dengan
perkembangannya bisnis hasil pertanian yang ia kelola begitu pesat. Sejak
“produk”nya berhasil masuk di pasar luar negeri, Rado kelihatan sangat sibuk.
Ia mengatakan bahwa omset bisnisnya mencapai 30 kali lipat dari biasanya.
“Wow,…Amazing!,”kataku. Lalu aku bertanya,”Bagaimana rahasia kesuksesan yang
sedang ia gapai?” Iya mengatakan beberapa hal tips kesuksesannya dan yang saya
garis bawahi dari tips-tips itu adalah Kerja Keras. Rado pun menjelaskan
bagaimana cara ia menjalankan “kerja kerasnya” itu. Ternyata, setiap hari Rado masuk
kantor alias bekerja senin sampai minggu, baginya tidak ada waktu tanpa
bekerja. Akupun bengong mendengar apa yang disampaikan oleh Rado. Lalu,
bagaimana dengan “kebutuhan” untuk istri dan anak-anaknya?. Rado menjawab dengan
tenang bahwa semua kebutuhan materinya telah terpenuhi dengan sangat baik.
Ketika saya tanya, bukankah istri dan anak-anaknya juga perlu perhatian,
pelukan, kasih-sayang atau kebutuhan emosi lainnya. Rado menjawab bahwa
kebutuhan materilah yang terpenting, sedang kebutuhan yang lainnya itu hanya
melengkapi saj. Hem….akupun geleng kepala. Ketika akan pisahan, aku
mengingatkan bahwa sesibuk apapun dirinya harus rajin control kesehatan karena
yang saya tahu Rado menderita Hipertensi (tekanan darah tinggi) dan Diabetes
Mellitus (sakit gula). Rado pun tersenyum.
Dua
tahun kemudian, saya menerima sms dari kakaknya bahwa Rado telah meninggal
dunia terkena serangan Stroke Hemoragik (pecahnya pembutuh darah otak) di salah
satu rumah sakit di kotanya. Pikirku, baru berumur 38 tahun sedah terkena
stroke hemoragik yang sangat membahayakan itu. Kesibukan bisnisnya telah
melupakan kesehatan dirinya. Kata istrinya bahwa pagi itu Rado bergeges ke
kantor dan tidak ada tanda-tanda sakit sedikitpun dan ketika jam 10 pagi istrinya
menerima telpon dari Rumah Sakit bahwa suaminya sedang dirawat di rumah sakit
dan ternyata telah meninggal dunia.
Sahabat yang Golden Family yang
berbahagia, bila kita menyadari bahwa ternyata di dalam diri dan lingkungan
kita terdapat berbagai aspek yang mempengaruhi keberadaan kehidupan kita. Bila
kita menginginkan kebahagiaan maka kita harus seimbangkan seluruh aspek
kehidupan itu. Diri kita yang terdiri dari Fisik (badan), Emosi dan Spiritual,
semuanya memiliki “hak” yang harus kita perhatikan dan rawat dengan baik.
Demikian juga dengan lingkungan kita, termasuk istri, anak, pembantu, saudara
dan tentangga dekat serta tetangga jauh, semuanya memiliki “hak” yang harus
kita berikan.
Sahabat, Setelah saya mengarungi kehidupan keluarga
lebih dari dua puluh tahun, saya mencatat bahwa ada 6 aspek kehidupan keluarga yang
harus kita jaga keseimbangannya, yakni pertama Aspek Spiritual, kedua Aspek
Emosi, ketiga Aspek Kesehatan Fisik,
keempat Aspek Sosial, kelima Aspek Pekerjaan dan Karir dan ke enam Aspek Keuangan. Keenam aspek kehidupan
keluarga ini harus di jalankan secara seimbang, tidak boleh berat sebelah atau harus
sama panjang, tidak boleh yang satu panjang dan yang satu pendek. Lho kok tidak
ada penjelasannya, bagaimana? Begini aja, nanti kita bahas lebih rinci di
seminar atau di kelas Golden Family ya, boleh kan.
Sahabat,…menjalan
kehidupan keluarga itu laksana menjalankan roda. Roda yang berjalan baik harus
ditopang dengan keberadaan jari-jari (bhs manado: tralis) yang sama panjangnya.
Coba bayangkan, bila jari-jari roda (tralis) itu tidak sama panjang. Pasti!!!,
jalannya tidak nyaman atau bahkan tidak bisa jalan sama sekali. Benar kan?
Maka, tidak ada pilihan lain. Yuk!, seimbangkan kehidupan keluarga kita agar
menjadi nikmat dan bahagia. Semoga bermanfaat.
Twitter :@amirzuhdi
Facebook :
http://www.facebook.com/dr.amir.zuhdi
Email : dr.amir_zuhdi@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar