Add caption |
Sahabat
Golden Family yang berbahagia, bagaimana caranya agar kita bisa menjadi
“orang-tua penuntun/pembimbing”? Setiap orangtua memiliki tugas utama sebagai penuntun/pembimbing anaknya, bukan
sebagai pengawas atau penuntut. Di dalam benak seorang penuntun/pembimbing, selalu mendahulukan rasa cinta dan ingin tahu
perkembangan atas seseorang yang sedang dibimbingnya. Dengan tetap memegang
teguh rasa cinta, memaafkan dengan tulus dan selalu memberi yang terbaik. Lain
halnya bila kita menjadi seorang pengawas,
didalam benaknya selalu mendahulukan “kesalahan apa” yang sedang di lakukan
oleh yang diawasi. Seorang pengawas akan selalu condong untuk menuntut sesuai standar yang ia yakini dan mengedepankan
hukuman bila yang diawasi melakukan kesalahan.
Kalau saya diperkenankan untuk
menduga, pasti anda banyak yang mengenal Michael
Jordan. Itu,..tu.., sang legenda hidup Bola Basket. Kini, Michael Jordan telah mengoleksi enam
cincin juara dan lima kali terpilih sebagai pemain terbaik bola basket dunia.
Hebat benar Michael Jordan ini dan
rahasia apa gerangan di balik kejuaraannya itu, pikirku. O….ternyata, ia ditangani
oleh seorang yang hebat juga, dialah sang pelatih bertangan dingin, berhati pembimbing,
Phil Jackson.
Phil Jackson
merupakan pelatih yang sangat luar biasa. Betapa tidak? Ia telah mengoleksi
sepuluh cincin juara sebagai pelatih. Selain memprestasikan Michael Jordan,
Phil juga melambungkan nama-nama besar seperti Kobe Bryant dan Shaq O’Neal.
Dalam wawacaranya yang dimuat dalam salah satu situs internet, Michael Jordan
pun mengakui bahwa ia banyak belajar dari Jackson dan Jacksonlah yang merupakan
salah satu factor dari kesuksesannya. Demikian juga O’Neal, ia
mengatakan,”Setiap Phil memberi instruksi, kami perhatikan baik-baik karena
kami menyakini instruksinya itu untuk kebaikan kami.”
Lalu, kenapa
Phil bisa menjadi pelatih hebat? Rahasianya adalah ternyata Phil bukanlah orang
yang selalu memaksakan kehendaknya. Ia selalu mengedepankan bimbingan pada anak
latihnya. Ia tidak pernah membebani mereka untuk menjadi juara namun ia selalu
memberi inspirasi untuk bisa menjadi juara. Phil terhitung tidak pernah
memarahi anak latihnya dikala mereka menemui kegagalan. Ia senantiasa menuntun bukan
menuntut.
Sebagai
penuntun/pembimbing, orangtua harus senantiasa dalam posisi bertanya “APA”
yaitu Amati, Pertanyaan dan Apresiasi.
a. Amati :
Lakukan pengamatan setiap ekspresi emosi, tekanan suara dan perilaku anak.
Kenali emosi anak yang baik maupun yang jelek. Bila anak sedang bermain atau
mengerjakan sesuatu, perhatikan kecenderungan kreatifitasnya (kreatif atau pasif). Perhatikan dengan
sungguh-sungguh sifat-sifat dominannya.
b. Pertanyaan :
Berikan pertanyaan “golden question”
yang berhubungan dengan perasaannya disaat melakukan sesuatu. Tanyakan dengan
suara yang berintonasi rendah (bukan
keras atau marah) dengan tatapan mata yang lembut (bukan tajam/mengacam).
Kemudian ketika ia menceritakan apa yang sedang ia lakukan, kita (orangtua)
cukup mendengar saja. Mata tetap menatap dengan penuh kasih sayang dan
menganggukkan dagu kita (pelan-pelan) setiap 3 menit. Disaat seperti ini
dipastikan anak akan merasa dihargai karena orangtua menjadi pendengar setia.
c. Apresiasi :
Apresiasi atau pemberian penghargaan
yang positif sangat bermanfaat untuk anak. Apresiasi
Positif tidak harus dalam bentuk hadiah-hadiah yang harganya mahal.
Apresiasi bisa diberikan dalam bentuk perhatian
(seperti mendengarkan anak), ungkapan
seperti “lukisan anak ibu memang indah sekali” dan kontak fisik seperti ciuman, pelukan dan usapan.
Bukan
hanya Phil Jackson sebagai pelatih yang hebat, para orangtuapun bisa menjadi
“pelatih” yang hebat. Ia menjadi pelatih pikiran & emosi anak-anaknya agar memiliki
pikiran dan emosi yang konstruktif bukan dekstruktif. Orangtua yang penuntun atau pembimbing adalah orangtua
yang memahami potensi yang dimiliki anaknya untuk menjadi hebat, bukan malah menjadi
pemaksa terhadap apa-apa yang menjadi kemauannya. Yuk…,perbanyak
menuntun/membimbing anak kita bukan menuntut.
Lalu, bagaimana dengan sabahatku
para orangtua?
Twitter :@amirzuhdi
Email : dr.amir_zuhdi@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar