Add caption |
Sahabat keluarga yang
berbahagia,…ada
pertanyaan mengenai diri kita yang sekarang berperan sebagai orangtua yaitu bagaimana
kita bisa menjadi orangtua? Dimanakah sekolah/kuliahnya? Ayo..coba tebak.
Sepertinya, tiba-tiba saja diri kita langsung menjadi orangtua ketika pertama
kali istri kita mengandung lalu melahirkan anak kita. Ya.., mau nggak mau diri
kita telah menjadi orangtua yang layak “praktek”, meskipun kita mengakui bahwa
kita belum pernah belajar secara detail untukmenjadi orangtua. Memang, sekolah
atau universitas belum melayakkan dirinya untuk menyediaakn fasilitas untuk
belajar menjadi orangtua apalagi menyediaakan modul-modul pembelajaran untuk
menjadi orangtua yang layak “prakteK”.
Kita
adalah produk orangtua yang tanpa
sekolah, tanpa ujian, tanpa bayar SPP dan tiba-tiba “dipaksa” harus mengelola
keluarga, mengelola anak kita dengan pengetahuan seadanya. Coba tebak resiko
apa saja yang akan muncul dan dialami oleh anak-anak kita?. Kasihan,…mereka
semua akan dididik oleh orangtua yang belum pernah belajar menjadi orangtua dan
boleh jadi “belum layak” menjadi orangtua. Benarkah?
Guru
bangsa kita yang bernama Ki Hajar Dewantara, telah mengenalkan kita akan konsep
menjadi orang tua yang hebat yaitu “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun
Karso dan Tut Wuri Handayani” artinya
“saat di depan harus memberi keteladanan baik, saat tengah senantiasa membangun
inspirasi yang konstruktif dan di saat
berada belakang selalu memberi bimbingan dengan cinta”.
Keteladan
yang baik sangat penting untuk tumbuh-kembang anak kita. Mengapa? Salah satu
cara belajar anak adalah dengan cara meniru. Semua informasi yang ia dengar dan
lihat seperti cara bicara kita, cara berperilaku kita, semuanya akan terserap
100 % tanpa ada yang di saring-saring karena anak-anak (khususnya usia 1-5
tahun) menggunakan pikiran bawah sadarnya terlebih dulu untuk belajar alam sekitanya.
Para
ahli pendidikan dan psikologi memberikan tools
pada kita bagaimana menjadi orangtua hebat dengan 3 langkah yakni Connected, Discovery dan Educate.
1. Connected, yakni membangun hubungan kedekatan dengan anak. Melakukan
connected ini membutuhkan kesungguhan
yang serius, dan bisa terbangun bila kita bisa memfasilitasi suatu rasa nyaman (Comfort) dalam perasaan anak. Misalnya
bila anak belum mau belajar, jangan di bentak.
Memberi kepercayaan (trush) akan menciptakan nyaman
tersebut. Dengan rasa kepercayaan ini,anak akan lebih percaya diri dan tumbuh
menjadi pribadi yang tangguh, percaya pada kemampuan dirinya dan akan mudah
bangkit bila mengalami kegagalan dalam hidupnya. Disaat kita memberikan
kepercayaan itu, kita memposisikan diri kita di “Ing Madya Mangun Karso” yang
berperan sebagai inspirator dan “tut wuri handayani” yang berperan sebagai
memberi perlindungan dengan rasa cinta.
2. Discovery, yakni upaya menemukan bakat sang anak.
Masing-masing anak memiliki kecerdasan yang diberikan Tuhan. Pada tahun 1980,
seorang professor dari Harvard University yang bernama Prof. Howard Gardner
yang mengemukakan teori tentang Multiple Intelligences dengan 8 tipe kecerdasan
pada manusia yakni kecerdasan linguistic (word smart), music (music smart),
logical (logic smart), spatial (spatial smart), tubuh-kinestetik (body smart),
Intrapersonal (self smart), Interpersonal (people smart) dan kecerdasan natural
(natural smart). Tugas kita sebagai orangtua adalah menemukan bakat kecerdasan
tersebut.
3. Educate, yakni upaya menumbuh kembangkan anak.
Setiap anak dilahirkan untuk menjadi bintang.
Anak-anak telah dibekali Tuhan kemampuan belajar yang sangat luar biasa sejak
ia lahir, meskipun ia adalah anak yang perlu “kebutuhan khusus.
Di Wonosobo, ada seorang anak yang dilahirkan tanpa
kedua tangannya, ia dikenal dengan nama Aceng Wonosobo. Oleh karena cintanya
orangtua yang tanpa syarat, membuat tumbuh menjadi anak yang tangguh dan penuh
prestasi. Salah satu prestasinya yang fenomenal adalah kemampuan menyanyi dan
main gitar dengan kedua kakinya dengan sangat baik. 200 lagu berhasil di
nyanyikannya dan ia pun berhak mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia
(MURI) atas prestasinya itu.
Sahabat keluarga
yang berbahagia,…bagaimana
dengan kita?....
Twitter :@amirzuhdi
Facebook : http://www.facebook.com/dr.amir.zuhdi
Email : dr.amir_zuhdi@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar