Di siang hari yang begitu cerah, seorang anak
laki-laki dari keluarga miskin bernama Howard Kelly sedang berjualan kue dari
rumah ke rumah untuk membiayai sekolahnya. Di siang itu, ia merasa lapar dan
haus, tetapi ia hanya memiliki sedikit uang dari hasil jualan kuenya. Lalu, ia
memutuskan untuk meminta makanan dari rumah terdekat. Maka, diketoklah rumah
tersebut. Namun apa yang terjadi, laparnya tiba-tiba hilang ketika seorang
gadis kecil nan cantik yang membukakan pintu rumah itu. Ia pun kehilangan
keberaniaannya. Akhirnya ia hanya meminta segelas air putih untuk menjadi
penawar dahaganya.
Gadis kecil itu sempat berpikir bahwa pasti
anak penjual kue ini merasa lapar, maka dibawakannyalah segelas besar susu
untuknya. Howard Kelly pun meminumnya perlahan-lahan hingga habis, lalu ia
bertanya,”Berapa banyak saya berhutang kepadamu?”. Si Gadis Kecil itu
menjawab,”Kamu tidak berhutang apa pun, ibuku telah mengajarkan untuk tidak
menerima bayaran apapun dari perbuatan baik yang kami lakukan.” Bocah kecil
penjual kue ini memandang dengan penuh rasa tidak percaya bahwa gadis kecil
yang cantik ini ternyata hatinya seindah mutiara. Lalu, ia mohon pamit
sambilmengatakan “Terima kasih”.
Sahabat
Golden Family, kata orang Manado, dalam menjalani kehidupan…ada saatnya panas,
ada saatnya hujan. Kehidupan di dunia ini tidak selalu mulus, berteberan
mutiara di kanan dan kirinya, akan tetapi duri dan batu kerikil yang tajam pun
berada di sekitar kita. Meskipun demikian, kita harus mengupayakan agar tetap merasa
bahagia, baik di saat mudah maupun di saat sulit. Bukankah tujuan hidup semua
manusia adalah untuk meraih kedamaian, kebahagiaan dan mewujudkan cita-cita
yang sangat berharga? Benar. Seperti Bill Gate dan Warren Buffet adalah dua
orang terkaya di bumi ini yang ternyata bukan hanya kaya dari sisi materi tapi
juga dermawan terbesar di bumi ini. Guru dari Anthony Robbins _Jim Rohn juga
mengatakan “Biasakanlah untuk berbagi dan biasakanlah berbagi dalam jumlah yang
lebih. Itu bukan saja baik bagi orang lain, tetapi itu juga baik bagi diri kita
sendiri.”
Ketika
kita telah memberi yang terbaik, kita tak perlu merisaukan hasilnya, karena
hasilnya pasti kebaikan. Kalau nampaknya bukan kebaikan di mata kita, yakinlah
bahwa itu adalah tangga untuk mencapai kebaikan yang lebih besar lagi. Jika
kita menghadapai suatu keadaan yang dapat kita kendalikan dan kita yakin bisa
mengubah sesuatu, maka lakukanlah yang terbaik untuk mengubahnya. Namun, jika segala
sesuatunya telah berada di luar kendali kita dan tidak ada lagi yang bisa kita
lakukan, yakinlah bahwa apa pun yang terjadi pasti karena alasan yang baik
untuk kebahagiaan diri kita. Itulah kebahagiaan abadi yang hanya bisa dirasakan
oleh orang yang menyakini bahwa segala sesuatu terjadi karena alasan yang baik,
meskipun dirasa sangat sulit dan nampaknya merugikan dirinya. Mungkin ketika
kesulitan atau kerugian itu terjadi, kita belum bisa memahami makna yang
terkandung di dalamnya. Namun, kebaikan yang tersembunyi di balik kerugian itu
kelak akan tersingkap dan kita pahami pada waktunya. Seperti Segelas Susu milik
Si Gadis Kecil nan cantik kisah diatas, boleh jadi itu segelas susu yang
menjadi jatah minumannya. Nampaknya ia rugi harus memberikan segelas susu itu
pada Si bocah penjual kue yang kelaparan dan kehausan itu, namun Nuraninya
berkata lain karena ini adalah kebaikan. Telah menjadi ketentuan Tuhan bahwa
semua kebaikan pasti dibalas dengan kebaikan pula, tunai di dunia dan bonus di
akhirat.
Setelah
menjalani kehidupan beberapa puluh tahun kemudian, Si Gadis kecil itu telah
tumbuh menjadi perempuan dewasa. Suatu ketika ia menderita sakit yang amat
sangat parah. Dokter di daerahnya kebingungan menangani sakit yang ia derita.
Dokter pun angkat tangan dan ia lakukan rujukan ke pusat kesehatan yang lebih
canggih peralatan medisnya. Dan akhirnya, dokter mengirimnya ke sebuah Rumah
Sakit di kota besar untuk mendapatkan pertolongan dokter spesialis. Dalam
hatinya, ia khawatir bahwa betapa banyak biaya yang harus ia keluarkan padahal
kondisi keuangannya sangat tidak mencukupi. Dalam benaknya sempat terlintas
bahwa ia tidak akan mampu untuk membayarnya. Namun demikian, ia tetap menjalani
operasi dan perawatannya karena ia yakin bahwa Tuhan pasti akan memberinya
pertolongan.
Proses
operasi telah dilakukan, pengobatan dan perawatannya juga telah selesai dan ia
dinyatakan sembuh 100% dari penyakitnya. Mendengar informasi ini, dirinya
bersyukur atas karunia Tuhannya, namun bibirnya belum bisa tersenyum sempurna,
tiba-tiba muncul ke khawatiran dalam hatinya karena tak lama lagi ia harus
membayar seluruh biaya rumah sakitnya. Semua dana yang ia miliki telah habis
untuk biaya rawat jalan dan biaya tambahan selama ia dirawat di rumah sakit.
Sambil berdo’a pada Tuhan meminta kekuatan dengan apa kiranya ia harus membayar
biaya rumah sakit ini, ia pun terus berpikir dengan apa aku harus membayar
semuanya ini. Maka, saat yang di khawatirkan itu akhirnya datang juga, seorang
petugas administrasi datang dan menyerahkan tagihan pembayaran kepada perempuan
itu. Dengan rasa berserah diri pada Tuhannya, perempuan itu membaca slip
tagihan itu. Dengan wajah terkejut, ia membaca tulisan tagihan itu: “TELAH
DIBAYAR PENUH DENGAN SATU GELAS SUSU.” Tertanda, Dr. Howard Kelly.
Sungguh, baru ia
sadari bahwa dokter spesalis yang merawat dirinya adalah sang Bocah Kecil
penjual kue yang ia beri segelas susu, di siang itu. Wajahnya menunduk,
bersyukur atas nikmat Tuhannya yang tiada berbatas. Ya, hanya segelas besar
susu ternyata bisa menggantikan ratusan dolar biasa rumah sakitnya. Dikutip
dari penuturan Dr. Howard Kelly. Sahabat, saatnya kita mencontoi perilaku 2
model manusia ini untuk terus berkarya dengan sikap dan perilaku yang positif,
produktif dan kontributif, karena kebaikan kita tidak akan pernah sia-sia.
Pasti, itu Janji TUHAN.
Bagaimana
dengan sahabat?
SMS (ceramah) :
0831 3117 6680
Email (konsultasi) :
dr.amir_zuhdi@yahoo.com
Twitter :@amirzuhdi
Facebook :
http://www.facebook.com/dr.amir.zuhdi