Laman

Senin, 30 April 2012

YAKINLAH, SEMUA KEBAIKANMU TIDAK AKAN SIA-SIA Oleh Dr.Amir Zuhdi


Di siang hari yang begitu cerah, seorang anak laki-laki dari keluarga miskin bernama Howard Kelly sedang berjualan kue dari rumah ke rumah untuk membiayai sekolahnya. Di siang itu, ia merasa lapar dan haus, tetapi ia hanya memiliki sedikit uang dari hasil jualan kuenya. Lalu, ia memutuskan untuk meminta makanan dari rumah terdekat. Maka, diketoklah rumah tersebut. Namun apa yang terjadi, laparnya tiba-tiba hilang ketika seorang gadis kecil nan cantik yang membukakan pintu rumah itu. Ia pun kehilangan keberaniaannya. Akhirnya ia hanya meminta segelas air putih untuk menjadi penawar dahaganya.
Gadis kecil itu sempat berpikir bahwa pasti anak penjual kue ini merasa lapar, maka dibawakannyalah segelas besar susu untuknya. Howard Kelly pun meminumnya perlahan-lahan hingga habis, lalu ia bertanya,”Berapa banyak saya berhutang kepadamu?”. Si Gadis Kecil itu menjawab,”Kamu tidak berhutang apa pun, ibuku telah mengajarkan untuk tidak menerima bayaran apapun dari perbuatan baik yang kami lakukan.” Bocah kecil penjual kue ini memandang dengan penuh rasa tidak percaya bahwa gadis kecil yang cantik ini ternyata hatinya seindah mutiara. Lalu, ia mohon pamit sambilmengatakan “Terima kasih”.
Sahabat Golden Family, kata orang Manado, dalam menjalani kehidupan…ada saatnya panas, ada saatnya hujan. Kehidupan di dunia ini tidak selalu mulus, berteberan mutiara di kanan dan kirinya, akan tetapi duri dan batu kerikil yang tajam pun berada di sekitar kita. Meskipun demikian, kita harus mengupayakan agar tetap merasa bahagia, baik di saat mudah maupun di saat sulit. Bukankah tujuan hidup semua manusia adalah untuk meraih kedamaian, kebahagiaan dan mewujudkan cita-cita yang sangat berharga? Benar. Seperti Bill Gate dan Warren Buffet adalah dua orang terkaya di bumi ini yang ternyata bukan hanya kaya dari sisi materi tapi juga dermawan terbesar di bumi ini. Guru dari Anthony Robbins _Jim Rohn juga mengatakan “Biasakanlah untuk berbagi dan biasakanlah berbagi dalam jumlah yang lebih. Itu bukan saja baik bagi orang lain, tetapi itu juga baik bagi diri kita sendiri.”
Ketika kita telah memberi yang terbaik, kita tak perlu merisaukan hasilnya, karena hasilnya pasti kebaikan. Kalau nampaknya bukan kebaikan di mata kita, yakinlah bahwa itu adalah tangga untuk mencapai kebaikan yang lebih besar lagi. Jika kita menghadapai suatu keadaan yang dapat kita kendalikan dan kita yakin bisa mengubah sesuatu, maka lakukanlah yang terbaik untuk mengubahnya. Namun, jika segala sesuatunya telah berada di luar kendali kita dan tidak ada lagi yang bisa kita lakukan, yakinlah bahwa apa pun yang terjadi pasti karena alasan yang baik untuk kebahagiaan diri kita. Itulah kebahagiaan abadi yang hanya bisa dirasakan oleh orang yang menyakini bahwa segala sesuatu terjadi karena alasan yang baik, meskipun dirasa sangat sulit dan nampaknya merugikan dirinya. Mungkin ketika kesulitan atau kerugian itu terjadi, kita belum bisa memahami makna yang terkandung di dalamnya. Namun, kebaikan yang tersembunyi di balik kerugian itu kelak akan tersingkap dan kita pahami pada waktunya. Seperti Segelas Susu milik Si Gadis Kecil nan cantik kisah diatas, boleh jadi itu segelas susu yang menjadi jatah minumannya. Nampaknya ia rugi harus memberikan segelas susu itu pada Si bocah penjual kue yang kelaparan dan kehausan itu, namun Nuraninya berkata lain karena ini adalah kebaikan. Telah menjadi ketentuan Tuhan bahwa semua kebaikan pasti dibalas dengan kebaikan pula, tunai di dunia dan bonus di akhirat.
Setelah menjalani kehidupan beberapa puluh tahun kemudian, Si Gadis kecil itu telah tumbuh menjadi perempuan dewasa. Suatu ketika ia menderita sakit yang amat sangat parah. Dokter di daerahnya kebingungan menangani sakit yang ia derita. Dokter pun angkat tangan dan ia lakukan rujukan ke pusat kesehatan yang lebih canggih peralatan medisnya. Dan akhirnya, dokter mengirimnya ke sebuah Rumah Sakit di kota besar untuk mendapatkan pertolongan dokter spesialis. Dalam hatinya, ia khawatir bahwa betapa banyak biaya yang harus ia keluarkan padahal kondisi keuangannya sangat tidak mencukupi. Dalam benaknya sempat terlintas bahwa ia tidak akan mampu untuk membayarnya. Namun demikian, ia tetap menjalani operasi dan perawatannya karena ia yakin bahwa Tuhan pasti akan memberinya pertolongan.
Proses operasi telah dilakukan, pengobatan dan perawatannya juga telah selesai dan ia dinyatakan sembuh 100% dari penyakitnya. Mendengar informasi ini, dirinya bersyukur atas karunia Tuhannya, namun bibirnya belum bisa tersenyum sempurna, tiba-tiba muncul ke khawatiran dalam hatinya karena tak lama lagi ia harus membayar seluruh biaya rumah sakitnya. Semua dana yang ia miliki telah habis untuk biaya rawat jalan dan biaya tambahan selama ia dirawat di rumah sakit. Sambil berdo’a pada Tuhan meminta kekuatan dengan apa kiranya ia harus membayar biaya rumah sakit ini, ia pun terus berpikir dengan apa aku harus membayar semuanya ini. Maka, saat yang di khawatirkan itu akhirnya datang juga, seorang petugas administrasi datang dan menyerahkan tagihan pembayaran kepada perempuan itu. Dengan rasa berserah diri pada Tuhannya, perempuan itu membaca slip tagihan itu. Dengan wajah terkejut, ia membaca tulisan tagihan itu: “TELAH DIBAYAR PENUH DENGAN SATU GELAS SUSU.” Tertanda, Dr. Howard Kelly.
Sungguh, baru ia sadari bahwa dokter spesalis yang merawat dirinya adalah sang Bocah Kecil penjual kue yang ia beri segelas susu, di siang itu. Wajahnya menunduk, bersyukur atas nikmat Tuhannya yang tiada berbatas. Ya, hanya segelas besar susu ternyata bisa menggantikan ratusan dolar biasa rumah sakitnya. Dikutip dari penuturan Dr. Howard Kelly. Sahabat, saatnya kita mencontoi perilaku 2 model manusia ini untuk terus berkarya dengan sikap dan perilaku yang positif, produktif dan kontributif, karena kebaikan kita tidak akan pernah sia-sia. Pasti, itu Janji TUHAN.
Bagaimana dengan sahabat?

SMS (ceramah)           : 0831 3117 6680
Email (konsultasi)       : dr.amir_zuhdi@yahoo.com
Twitter                                    :@amirzuhdi
Facebook                     : http://www.facebook.com/dr.amir.zuhdi

MENJADI MANAJER KELUARGA HEBAT Oleh dr.Amir Zuhdi


Tanggal 20 Maret yang lalu, saya menjadi nara sumber dalam acara talk show di Forum Keluarga Berkwalitas TVRI Manado bersama keluarga Prof .DR. Frans G.Ijong. Beliau memberi pencerahan tentang bagaimana cara mempertahankan keluarga dan mengelola keluarga dengan baik. Luar biasa,…saya pun dapat tambahan ilmu keluarga dari pengalaman beliau 30 tahun lebih mengelola keluarganya dengan sangat luar biasa. Semoga bisa menjadi contoh keluarga lainnya. Disisi yang lain, kita diberi “hadiah” bahwa angka perceraian suami-istri di beberapa propinsi di Indonesia termasuk tinggi. Seperti di Sulawesi Utara, angka perceraian suami-istri mencapai 998 pasang di tahun 2011. Diperkirakan setiap tahun akan semakin bertambah bila tidak ada upaya-upaya positif untuk memperkecil angka perceraian suami-istri, seperti program pencerahan keluarga.
            Dalam setiap keluarga, banyak problematika kehidupan yang bisa menjadi masalah serius. Kekurangan uang atau kelebihan uang bisa menyebabkan goyahnya keluarga, mereka mudah bertengkar dan akhirnya bercerai. Masalah kesehatan juga demikian. Akibat adanya gangguan jumlah sperma suami, membuat istrinya tidak bisa hamil, akhirnya istrinya memilih cerai. Kedudukan/jabatan juga bisa menjadi masalah. Seorang istri berkonsultasi kepada saya dan mengeluhkan bahwa suaminya melakukan perselingkuhan dengan sekretarisnya ketika ia telah menduduki jabatan penting di kantornya dan akhirnya ia memilih cerai. Pendek kata, segudang persoalan kehidupan bisa menjadi pemicu goyahnya ketahanan keluarga kita.
            Lalu, bagaimana cara mengelola keluarga agar memiliki kemampuan ketahanan keluarga yang baik? Untuk apa kita memilih pasangan hidup dengan si A atau si B, keluarga seperti apakah yang akan kita jalani, capaian seperti apa yang kita harapkan. Pendek kata, melakukan pernikahan berarti siap menyelenggarakan suatu kegiatan yang memiliki nilai-nilai kemuliaan, ada harapan, ada tujuan, ada pengabdian dan yang pasti ada kehidupan yang harus di tata sedemikian rupa sehingga kehidupan itu sesuai dengan harapan Sang Pencipta Manusia_Tuhannya manusia dan seisi alam.
            Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta "kulawarga". Kata kula berarti "ras" dan warga yang berarti "anggota". Banyak ahli mendefinisikan keluarga dan saya (dr.Amir Zuhdi) mendefinisikan Keluarga atau Rumah-tangga sebagai unit terkecil dari suatu masyarakat yang memiliki tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuannya maka setiap keluarga harus menyelenggarakan kegiatan keluarga yang meliputi kegiatan spiritual, mental, kesehatan fisik, sosial dan keuangan. Menjalankan kelima kegiatan diatas secara seimbang akan menyeimbangkan kehidupan dalam keluarga. Lima kegiatan keluarga ini merupakan kegiatan umum yang pelaksanaannya dapat di eksplorasi menjadi lebih rinci lagi dan dilakukan sesuai dengan peran masing-masing anggota keluarga. Suami-istri adalah “Top Management” nya keluarga, memiliki peran yang saling ketergantungan, saling melengkapi dan saling memberikan kedamaian, cinta dan kasih-sayang. Suami adalah ayah dari anak-anak dan suami dari istri memiliki peran sebagai Kepala Keluarga, pencari nafkah dan bersama istri berperan sebagai pembimbing/pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman bagi keluarganya serta memiliki peran sosial sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Seorang Istri adalah ibu dari anak-anaknya dan istri dari suaminya memiliki peran sebagai pengatur penyelenggaraan kegiatan dalam keluarga, ia adalah “Bagian Keuangan dan GA” (general affair) nya keluarga. Bersama Suami, ia berperan sebagai sebagai pembimbing/pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman bagi keluarganya serta memiliki peran sosial sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Sedangkan anak-anak akan melaksanakan perannya sebagai sarana untuk melatih dirinya sesuai tingkat perkembangannya (fisik, mental dan spiritual)
            Untuk dapat menyelenggarakan kegiatan keluarga yang lebih baik, kita harus memiliki ilmu keluarga. Untuk itu, saya memperkenalkan sebuah model tata kelola keluarga emas, dengan nama “The Amir Golden Home Model”, yang kami singkat dengan “The AGH Model”. Model ini akan menuntun kita untuk menjalankan tata kelola keluarga yang lebih baik_menjadi keluarga yang sangat baik/hebat (Golden Family). Terdiri dari 5 elemen inti yang menempati posisi seperti bangunan rumah. Posisi pondasi ditempati elemen yang bernama Nurani, tiangnya diisi oleh Prinsip-prinsip Ilahi, atapnya di tutup dengan Cita-cita Surgawi, dalam rumahnya diisi dengan upaya membangun Ketangguhan Insani dan pintunya diisi dengan kemampuan Bersinergi dan Berkolaborasi dengan lingkungan.
            Dengan menjalankan model ini, saya pribadi berharap bahwa para orangtua bisa menjadi Manajer Keluarga yang Hebat, yang bisa menjalankan kegiatan keluarganya dengan penuh kebahagiaan dan kesuksesasan sehingga ketahanan dan keharmonisan keluarga menjadi kuat, kokoh dan tidah pernah roboh (bercerai). Keluarga yang hebat pasti dikelola oleh pengelola yang hebat, ia adalah Manajer Keluarga Hebat.
 Semoga Tuhan berkenan.

SMS (ceramah)           : 0831 3117 6680
Email (konsultasi)       : dr.amir_zuhdi@yahoo.com
Twitter                                    :@amirzuhdi
Facebook                     : http://www.facebook.com/dr.amir.zuhdi

KEINDAHAN KELUARGA AKAN TERWUJUD BILA SALING MEMAHAMI (II) Oleh Dr.Amir Zuhdi


Sahabat Golden Family yang berbahagia, masih ingat kisah Ibu Santi dengan Pak Andre yang datang di tempat konsultasi keluarga untuk mencari solusi atas kemelut keluarganya. Terima kasih, ingatan pembaca sangat menakjubkan dan tulisan ini adalah lanjutan dari pembahasan keluarga pak Andre dan ibu Santi yang saat itu saya beri judul “Masih Bertengkar?”. Dalam sesi konsultasi itu, konsuler melakukan pemeriksaan yang sedikit unik, pemeriksaan yang belum biasa di lakukan untuk menangani suami-istri yang sedang dirundung masalah keluarga. Pemeriksaan itu bernama Test Dominansi Otak Suami-Istri. Ini test yang luar biasa…lho, namun untuk test kali ini akan dibuat sederhana agar mudah penerapannya bagi suami-istri. Dan, hasil test di dapatkan bahwa pak Andre lebih dominan menggunakan otak kiri atas, yang selalu berpikir analisis, pekerja yang baik dan kurang bicara, detail, selalu hitung-hitungan dan tidak suka berbasa-basi namun memiliki kwalitas bermesraannya agak berkurang (kurang “hangat’). Sementara, ibu Santi lebih dominan menggunakan otak kanan bawah, orangnya “hangat”, penuh perhatian, banyak bicara dan sangat mahir berbasa-basi. Dari hasil pemeriksaan itu, saya pun memahami mengapa pak Andre dan ibu Santi sering bertengkar. Bagi ibu Santi, mengekspresikan kasih dan sayangnya harus diwujudkan dalam “kehangatan”, namun bukan seperti itu menurut pak Andre. Bagi pak Andre, mewujudkan cita-cita keluargalah yang paling penting. Akhirnya, saya pun mendamaikannya, bahwa fokus mewujudkan cita-cita keluarga adalah hal yang penting dan kehangatan juga kalah pentingnya. Akhirnya, pak Andre dan ibu Santi saling memahami atas kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Sahabat Keluarga Indonesia yang berbahagia. Keluarga dibangun dari 2 insan yang memiliki perbedaan fisik, perbedaan kwalitas emosi dan spiritualitas. Keluarga, juga dibangun dengan menyatukan 2 keluarga besar_keluarga sang Suami dan sang Istri, yang memiliki perbedaan yang beraneka ragam pula. Namun demikian, menyatunya 2 insan yang berbeda itu memiliki sesuatu yang menarik dicermati yakni energi tarik menarik yang mengikat sepasang suami-istri. Energi itu adalah Cinta, yang di dalamnya mengandung nilai-nilai Maaf dan dorongan untuk Memberi sesuatu yang terbaik. Cinta Sejati memang selalu bersama Maaf dan Memberi yang terbaik buat yang dicintainya. Tanpa itu, boleh jadi, itu Cinta Palsu atau Cinta Nafsu (cinta yang tidak bertanggung jawab). Dengan Cinta, semuanya bisa kita wujudkan, termasuk terwujudnya suasana untuk saling memahami antara Suami-Istri. Agar bisa saling memahami, suami-istri harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
Pertama, Connected, adalah rasa saling terhubung dan rasa kedekatan yang didasari dari rasa cinta. Suami-Istri yang connected akan memiliki cara pandang yang sama ketika mereka menghadapai setiap masalah keluarganya. Bila suatu ketika ada cara pandang yang belum sama, maka suami-istri tidak segan-segannya “duduk” bersama dan menemukan kesamaan pandang itu. Mereka letakkan egonya masing-masing untuk meraih kepentingan yang lebih besar. Mereka juga menginvestasikan waktu yang berkwalitas (quality time) yang bisa dinikmati bersama-sama. Dengan connected, mereka berdua bisa merasakan rasa nyaman dan saling percaya.
Kedua, Good Communication, adalah ketrampilan dalam komunikasi yang baik. Good Communication akan terbentuk bila kita memiliki kesadaran yang baik disaat kita menentukan pilihan (respon) terhadap rangsangan yang datang, dengan menghubungkan “aturan kebaikan” (golden rule) yang sudah terbangun dalam diri kita dan pilihan tujuan yang akan kita jadikan sebagai dasar untuk menentukan respon tersebut. Seperti yang dilakukan oleh pak Andre, ia menyadari bahwa menyelasaikan masalah sambil meluapkan marah kepada istrinya bukan merupakan solusi yang tepat. Dan itu terbukti bahwa istrinyapun ternyata bermaksud baik, agar pak Andre memberi perhatian yang “hangat” pada istrinya. Ketika pak Andre menyadari masalahnya dengan baik, maka respon yang diberikan juga baik_senyum dan saling memaafkan. Keluarga yang memiliki Good Communication akan terbiasakan bersikap dan berperilaku secara positif, termasuk saling memahami.
            Sahabat, semua keluarga pasti mengharakan untuk menjadi keluarga yang baik. Keluarga yang tidak saling menjelekkan tapi saling mengindahkan, saling melengkapi kekurangan pasangannya dengan kebaikan yang dimilikinya. Bila disadari bahwa pasangannya memiliki kekurangan maka ia yang memiliki kelebihan akan mengajarinya dengan penuh cinta. Masing-masing pribadi, diciptakan Tuhan dengan kelebihannya sendiri, itu pasti. Lihatlah kelebihannya itu dan nikmatilah, kita pasti akan saling memahami.
            Sahabat, akhirnya saya pun menyarankan buat pak Andre dan ibu Santi bahwa bapak dan ibu adalah pasangan yang serasi dan bisa saling melengkapai. Pak Andre dominan otak kiri atas dan ibu Santi dominan kanan bawah. Mereka akan saling melengkapi, saling menyempurnakan, saling mendorong dan saling memberi masukan dan saling mencintai. Mereka berduapun saling menatap dan akhirnya saling tersenyum, memaafkan dan “Ma, I love you”, bisik pak Andre. Oh…Tuhan betapa indahnya keluarga yang saling memahami. Bagaimana dengan sahabat?


SMS (ceramah)           : 0831 3117 6680
Email (konsultasi)       : dr.amir_zuhdi@yahoo.com
Twitter                          :@amirzuhdi
Facebook                     : http://www.facebook.com/dr.amir.zuhdi