Laman

Senin, 12 Maret 2012

MASIH SERING BERTENGKAR…NI Oleh Dr.Amir Zuhdi


Keluarga yang satu ini sudah ketiga kalinya konsultasi keluarga dengan saya tentang ketidak cocokannya dengan sang Suami. Sebut saja Santi (bukan nama sebenarnya), ibu yang berumur 38 tahun ini telah menjalani hidup berkeluarga dengan Andre (bukan nama sebenarnya) selama 14 tahun. Andre berusia 5 tahun lebih tua dari usia istrinya. Meskipun demikian, sikap dan perilakukanya Andre sering membuat sang istri terpancing amarahnya. Jangankan memberi perhatian seperti ucapan ulang tahun, di ajak ngobrol berdua dengan istrinya saja, sangat sulit. Andre lebih suka berlama-lama di depan televisi dan menonton acara televisi dari stasiun satu ke stasiun lainnya, hingga terasa kantuknya tiba lalu masuk ke kamar tidur dan tidur pulas. Seperti itu kebiasaannya setiap selesai pulang dari tempat kerjanya. Begitu cerita yang di sampaikan oleh Ny. Andre kepada saya. Hem,…akupun manggut-manggut sambil terus serius menangkap pesan kalimat per kalimat dari Santi. Dari cara menatap dan berkomunikasi, kelihatannya Santi termasuk orang yang mudah terpancing emosinya Kata-katanya kadang meledak-ledak, kadang turun intonasinya dan beberapa kali Santi pun mengusap air matanya yang terurai deras membasahi kedua pipinya.
            Kali ini mereka datang untuk menyampaikan bahwa Santi tidak kuat lagi hidup bersama dengan Andre dan beliau mengusulkan bagaimana kalau mereka mengakhiri hubungan suami-istri. “Wow,…” suara batinku mendadak teriak dan kaget. Bagaimana tidak kaget, mereka memiliki 4 orang anak, anak pertama kelas 2 SMP dan anak terakhir usia 4 tahun. “Duh…Tuhan, anak-anak lagi yang akan ikut menjadi korban,” keluh dalam batinku. Akhirnya, konsultasipun melibatkan 2 orang (suami-istri) yang telah melayarkan bahtera keluarganya selama 14 tahun.
            Pemahaman Santi terhadap sikap dan perilaku suaminya_Andre sepertinya harus diluruskan dan Andre pun harus bisa lebih memahami bagaimana sang Istri menyampaikan bahasa tubuhnya. Sebenarnya bukan karena kebiasaan nonton televisi lalu tidur yang membuat Santi marah, namun perasaan tersinggung, tidak diperhatikan yang membuat amarahnya tersulut. Santi merasa tidak dihargai. Coba bayangkan, disaat Santi ingin beduaan ngobrol bareng, Andre justru mililih mendekati televisi atau langsung ke kamar dan tidur pulas. Nampaknya, hal tersebut biasa dan sepele sekali dan tidak perlu menimbulkan pertengkaran. Namun yang menjadi masalah adalah Andre yang selalu meninggalkan dan mengabaikan Santi disaat Santi ingin berduaan dan ngobrol bareng. Ia meninggalkan istrinya_Santi sendirian. Hal inilah yang menurut Santi sangat menyakitkannya, perilaku seperti itu tidak bisa ia terima dan disetujui. Ini adalah bagian terpenting yang menyebabkan Santi berontak. Alangkah baiknya bila Andre memahami bahasa tubuh yang disampaikan istrinya bahwa istrinya sedang berontak, boleh jadi ia sakit hati dan ingin agar sang Suami memahaminya dan memberi perhatian yang hangat padanya.
            Sahabat yang berbahagia, ketika sesi konsultasi beralih ke Andre, ternyata Andre sangat tersinggung sekali dengan sikap istrinya yang membesar-besarkan masalah, memberi respon berlebihan dan penuh ketidak peduliaan. Hanya karena kesenangannya nonton televisi membuat sang Istri memuncak marahnya dan Andre pun merasa terkekang kebebasannya. Andre berpendapat, ia telah pulang dari kerja, banyak masalah yang harus di selesaikan di tempat kerja dan dirumah untuk istirahat bukan untuk mendengar keluhan lagi yang bisa menambah beban masalah. Andre berpendapat, sikap dan perilaku yang dilakukan Santi untuk menemani ngobrol berdua hanya taktik Santi untuk menguasai dirinya dan membatasi kebebasannya. Bagi Andre, dirinya bebas apa saja  (yang penting halal) tanpa ada yang bisa mengikat dirinya termasuk kebebasan untuk melihat televisinya sendiri, kapanpun yang ia mau. Karena itulah, disaat Santi mengungkapkan perasaannya dengan cara marah dan mencerca serta mematikan televisi, maka Andre pun berontak juga dan terjadilah pertengkaran hebat. Padahal bila Santi menanyakan dulu kenapa sih Andre meninggalkan dirinya sendiri dan memilih “berduaan” dengan televisinya tanpa ada “insert” pikiran prasangka negatifnya atau boleh juga Santi mengatakan bahwa ia sedang rindu ngobrol sama Andre. Mungkin “perang besar” tidakakan terjadi. Iya kan?
            Coretan-coretan hasil konsultasi akhirnya saya padukan dan akupun tersenyum melihat hasil analisis coretan saya itu. Hem,…keluarga memang organisasi yang unik dan saya berkesimpulan bahwa pernikahannya masih bisa diselamatkan. Konsep pemecahannya saya beri nama Memecahkan Perbedaan Dengan Saling Memahami. Santi dapat memahami apa yang mendasari sikap dan perilaku Andre sehingga Andre meninggalkan dirinya sendiri dan memilih nonton televisi, demikian juga Andre harus memahami apa yang diinginkan Santi ketika Santi menginginkan ngobrol berdua. Saya menganjurkan pada Andre sebaiknya ia mengatakan pada istrinya “ Istriku yang cantik (sebutan khusus), aku bisa memahami apa yang kau inginkan dan harapkan, kamu(sebutan khusus) sedang jengkel dan marah karena aku tidak menemani ngobrol bersamamu. Mohon di maafkan, saat ini aku butuh istirahat, rileks dan nonton kesenanganku di televisi. Bila saat ini kita paksakan ngobrol, yakinlah bahwa itu tidak akan memberi manfaat karena aku tidak mampu mendengarkan dan memahami apa yang kamu (sebutan khusus) katakan. Percayalah, bila istirahat/rileks itu telah cukup maka kita akan ngobrol berdua sepuas-puasnya.” Kalau demikian, di jamin menjadi keluarga yang harmoni. Harmoni yang berkeindahan adalah harmoni yang penuh keragaman, sehingga diharuskan kita saling memahami. Bagaimana dengan sahabat?

Telah Dibuka  Setiap Bulan: Parenting Class of Golden Family, 7 April 2012, Hotel Aston Manado. Bersama: Dr. Amir Zuhdi, Praktisi Parenting Neuroscience.
Hub. Bapak Aan:
SMS                : 0821 882 91253 : 0831 3108 9184
Twitter                        :@amirzuhdi
Facebook         : http://www.facebook.com/dr.amir.zuhdi
Email               : dr.amir_zuhdi@yahoo.com

Selasa, 06 Maret 2012

KEBIASAAN MENYERAH AKAN MERUSAK KEPERCAYAAN DIRIMU Oleh Dr.Amir Zuhdi


Tiga bulan telah berlalu, sekelompok penambang emas di salah satu kota di Pulau Sulawesi tidak lagi mendapatkan biji-biji emas seperti biasanya. Alat penggiling biji emas (tromol emas) sebagian besar “beristirahat”, padahal 6 bulan yang lalu sang Bos Anton (bukan nama sebenarnya) telah menambah 30 tromol lagi seharga lebih dari Rp 125 juta. Namun demikian, penggalian emas tetap mereka lakukan. Mereka berharap bahwa perolehan biji emas bisa di dapatkan seperti di awal-awal penggalian. Mereka bisa memperoleh bagi hasil dengan cukup besar, kurang lebih 10 juta per minggu. Hem fantastik!!!, demikian suara batinku ketika mendengar cerita itu. Dengan semangat membara, mereka melakukan penggalian ke kanan, ke kiri, ke depan dan selalu mengikuti urat biji emas yang ada di dalam tanah. Namun, bukannya penambahan hasil biji emas yang di dapatkan, justru mereka kehilangan urat biji emas dan tidak satupun biji emas mereka dapatkan.
Hari-hari berikutnya dihiasi oleh wajah-wajah yang frustasi, karena bahan makanan merekapun semakin menipis dan sang Bos mengatakan bila penggaliannya dalam 7 hari ke depan ini tidak di dapatkan urat biji emas tersebut kita akan kembali ke kampung dan alat tromol emaspun akan sang Bos Anton jual untuk menutupi sisa hutang yang masih tersisa. Benar saja, 7 hari telah berlalu dan tidak ada satu biji emaspun mereka dapatkan. Urat biji emas yang tadinya terpapar dengan jelas, tiba-tiba menghilang entah kemana. Satu kelompok penambang emas ini akhirnya mengakhiri penambangannya dan menjual semua tromol emas kepada temen sesama penambang emas_pak Lovan (bukan nama sebenarnya) dengan harga hanya Rp 20 juta saja. Mereka pulang kerumah dengan membawa kabar bahwa biji emas di wilayah penggaliannya telah habis dan…mereka menyerah.
            Pak Lovan_meskipun masih amatiran, ia tidak langsung meneruskan penggalian yang telah di lakukan oleh kelompok bos Anton. Ia minta tolong seorang teman yang ia kenal lewat jejaring sosialnya, ia seorang sarjana geologi yang diharapkan dapat meneliti tanah bekas galian kelompok bos Anton tersebut apakah masih ada emasnya atau tidak. Didapatkannya bahwa tanah penggalian bos Anton mengalami proses patahan beberapa ratus tahun yang lalu sehingga didapatkan jalur urat biji emas hanya sekitar 9 meter dari akhir penggalian bos Anton. Ya,…hanya 9 meter, urat biji emas itu terlihat lagi dan kilauan biji emaspun mereka dapatkan. Maka si penambang amatiran itupun memulai penggalian biji emas 9 meter dari akhir penggalian bos Anton. Pak Lovan mengeruk ber gram-gram emas murni dan ratusan juta rupiah menjadi milikinya, karena ia cukup cerdas dengan minta bantuan sarjana geologi yang mengerti tentang seluk-beluk pertambangan.
            Sahabatku yang berbahagia, bos Anton terperanjat mendengar bahwa emas di daerah yang pernah ia tambang ternyata masih sangat banyak, namun seluruh fasilitas penggalian emas telah ia jual. Bos Anton merasa kehilangan harta yang banyak sekali. Bukan hanya kilauan emas yang mendatangkan ratusan juta rupiah yang kini telah lenyap dari harapannya akan tetapi ia juga mulai ragu-ragu akan kemampuan dirinya. Ia merasa mudah menyerah bila rintangan menghadang di depannya. Padahal, bila di cermati bahwa keberhasilan itu sudah amat dekat_kurang  9 meter saja. Boleh jadi, disaat itu bos Anton lupa bahwa Tuhan kita mengatakan dalam kitab sucinya bahwa sesungguhnya pertolongan Tuhanmu itu amat sangat dekat. Namun, pikiran dan perasaan negatiflah yang sering meracuni pikiran kita sehingga kita mudah frustasi. Ia pun lupa bahwa sebelum kesuksesan datang masuk dalam kehidupan seseorang, pasti seseorang itu akan menemui banyak kekalahan atau kegagalan meskipun sifatnya hanya sementara. Disaat kegagalan diperhadapkan pada seseorang, cara yang paling mudah dan kelihatannya logis adalah menyerah. Kebanyakan orang melakukan seperti itu, termasuk bos Anton.
            Seharusnya, bos Anton melakukan upaya positif dengan melakukan evaluasi untuk menjawab pertanyaan bahwa mengapa urat biji emas telah hilang. Dan, untuk menjawabnya, bos Anton bisa melakukan “analisis kemungkinan” dengan menggunakan kata bantu Why (mengapa) hingga bos Anton tidak bisa lagi menjawabnya. Kemudian, pikirkanlah apakah ada kemungkinan orang lain bisa menjawab pertanyaan Why tersebut. Bila ada, itu pertanda bahwa pengetahuan/kemampuan bos Anton tentang pertambangan emas harus di tingkatkan kembali. Melakukan peningkatan kemampuan, bisa dengan belajar langsung, bertanya pada ahlinya atau datangkan ahlinya untuk mengecek langsung kondisi pertambangan tersebut, seperti yang dilakukan oleh pak Lovan. Namun bukan bos Anton namanya kalau ia terus menerus menyesali kegagalannya. Ia bisa memetik pelajaran yang sangat berharga dari pengalaman di kala ia harus “menyerah 9 meter dari keberhasilan” itu. Kini pelajaran tersebut masuk dalam alam bawah sadarnya dan ia pun pantang menyerah bila telah turun dalam “gelanggang”.
            Demikian juga pelajaran berharga dari orang-orang sukses. Mereka mengatakan bahwa sukses mereka yang paling besar terletak di sebelah titik tempat kekalahan/kegagalan menimpa mereka. Kegagalan memang diciptakan untuk mengiringi dan bahkan menjegal orang ketika sukses hampir terjangkau. Bagaimana dengan sahabat?

SMS                : 083131176680
Twitter                        :@amirzuhdi
Facebook         : http://www.facebook.com/dr.amir.zuhdi
Email               : dr.amir_zuhdi@yahoo.com

Jumat, 02 Maret 2012


Prodiga hari ini, Sabtu, 3 Maret 2012. BILA MEMBERIKAN LEBIH DARI YANG DIMINTA, JUMLAH EMAS YANG KITA MILIKI TERNYATA LEBIH DARI YANG KITA PERKIRANKAN, Dr.Amir Zuhdi


Sahabat GF yang berbahagia, salah satu cara untuk mengetahui kemampuan kita yang sesungguhnya adalah dengan melakukan pekerjaan LEBIH dari yang diminta. Seperti inilah, para pekerja “excel” (diatas professional) bila dalam mengekspresikan karya-karyanya. Ia selalu memberikan hasil yang terbaik yang dimilikinya, ia yakin bahwa dengan cara seperti itulah orang-orang “excel” menggali seberapa besar emas yang ada dalam dirinya. Akhirnya, tanpa ia sadari bahwa ia pun mengatakan “Ya Tuhan, Engkau ciptakan diriku tanpa sia-sia. Maha Suci Engkau, aku berlindung dalam genggaman perlindunganMU.” Sahabat, saatnya kita memberi LEBIH dari yang diminta. Yuk kita mulai hari ini!.

Salam Golden Family
dr.AmirZuhdi